Langsung ke konten utama

Sinergi Individu dengan Usaha Perbaikan Udara Jakarta terkait Kepemilikan Kendaraan Pribadi

Sudah sejak Agustus 2023 ini pemberitaan media massa menyampaikan tentang betapa kotornya udara di Jakarta. Bahkan disebutkan jika kualitas udara Jakarta adalah yang terburuk di dunia (lihat Kualitas udara di Jakarta terburuk di dunia, ini strategi Pemda). Bagaimana tidak, sejak beberapa waktu sebelumnya indeks sudah menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat atau setidaknya tidak sehat bagi kelompok tertentu. Anak-anak, ibu hamil, dan lanjut usia mejadi bagian dari mereka yang rentan. Polutan yang tersebar melalui udara dapat mempengaruhi perkembangan anak dan janin yang sedang dikandung. Sedangkan pada lansia, dikhawatirkan imunitas tubuh sudah melemah untuk menghadapi resiko yang mungkin terjadi (lihat Polusi udara dan ancam kesehatan pada kelompok rentan).

Dalam kondisi ini masyarakat diminta untuk mengurangi aktifitas luar ruangan, dan apabila terpaksa harus tetap keluar diharapkan untuk terus menggunakan masker. Selain itu sirkulasi keluar-masuk udara di tempat tinggal pun disarankan untuk dibatasi, menghindari kemungkinan polutan yang justru akan terbawa masuk ke dalam. Ditambah, apabila memungkinkan, dengan penyaring udara untuk membantu membersihkan dari dalam.  

Kondisi ini bisa terjadi sebagai dampak dari kondisi lingkungan Jakarta sendiri. Fenomena cuaca El Nino membuat curah hujan jauh berkurang. Dalam waktu yang cukup lama sempat tidak ada hujan yang cukup deras sehingga menyebabkan partikel polutan terus bergerak bebas di udara. Apalagi ditambah minimnya ruang terbuka hijau dan pepohonan di sekitar pemukiman yang seharusnya mampu menjadi alternatif penyaring partikel tersebut. Selain itu, kegiatan industri di Jakarta dan sekitarnya juga mempunyai andil dalam kondisi ini, walaupun disangkal oleh KADIN Jakarta dengan mengatakan pengaruhnya yang tidak besar (lihat Kadin bantah industri sebabkan polusi udara di Jakarta), namun industri-industri ini juga melepaskan emisi ke udara yang tentu saja memungkinkan untuk terbawa angin. Akan tetapi dalam artikel yang sama dan kemudian juga dibahas dalam media briefing, bahwa terdapat beberapa PLTU di sekitaran Jakarta yang sebagian besar belum memenuhi kelayakan lingkungan (PROPER-KLHK).

Faktor lingkungan dan polusi industri tersebut diperparah dengan perilaku warga Jakarta sendiri. Sektor transportasi menyumbang 44% dari polusi udara (lihat KLHK polusi Jakarta disebabkan kendaraan hingga industri). Sektor ini berkaitan erat dengan aktifitas warga sendiri. Kebutuhan untuk melakukan perpindahan barang dan manusia dijawab dengan penggunaan kendaraan pribadi yang semakin mudah untuk didapatkan.

Sayangnya kondisi ini justru dijawab oleh pemerintah daerah dengan kebijakan yang memberatkan (lihat Mulai besok Pemprov DKI uji coba tilang emisi kendaraan bermotor). Kendaraan dengan usia tertentu menjadi target uji emisi langsung dalam operasi di jalan raya, dimana yang tidak lulus akan dikenakan denda tilang. Seolah warga diarahkan untuk selalu memiliki kendaraan baru agar terhindar uji emisi dalam perjalanan. Patut disyukuri kebijakan ini tidak jadi dilanjutkan.

Kemudian warga juga diarahkan untuk menggunakan angkutan umum ketimbang kendaraan pribadi. Padahal jumlah, jangkauan, dan konektifitas sistem transportasi umum di Jakarta belum bisa mengakomodir semua. Setidaknya sebelum mengarahkan warganya, pemimpin dan aparatur pemerintah daerah bertindak sebagai model terlebih dahulu dengan tidak berkendara saat berangkat kerja. Jika hal ini konsisten dilakukan oleh semua pihak di pemerintah daerah ditambah legislatif Jakarta, niscaya akan menimbulkan kepercayaan masyarakat bahwa semua pihak memang telah berkomitmen untuk hal yang sama. Akan tetapi kebijakan yang dimunculkan justru berbentuk keputusan work from home bagi ASN, itu pun dilakukan hanya beberapa waktu saja.

                Walau terkesan masih bersifat trial and error, biarkan saja pemerintah mencari dan menerapkan kebijakan alternatif, sampai benar-benar menemukan yang terbaik untuk membenahi kualitas udara tersebut. Tugas kita berfokus pada hal yang bisa kita lakukan dengan tetap kritis pada setiap “eksperimen” yang dilakukan pemerintah. Dengan berpanduan pada pertanyaan besar, “Siapa yang diuntungkan, dan siapa yang dirugikan dari aktifitas (kebijakan) dilakukan?”, kita advokasikan kepentingan masyarakat bersama-sama.

Terkait aktifitas yang bisa dilakukan sebagai bagian dari masyarakat terkait sinergitas sektor transportasi dan energi, dapat diklasifikasikan melalui lima tingkat. Pembagian tingkatan ini berdasarkan pengalaman penulis sendiri. Kelima tingkatan tersebut, antara lain:

Tingkat I. Pemanfaatan maksimal pada fasilitas tersedia

Tingkat awal ini terkait dengan relasi kita dengan kondisi lingkungan dimana sekitar. Pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang telah ada dengan maksimal. Di antaranya alternatif transportasi umum yang mengakomodir kebutuhan saat ini. Menggunakan sepeda untuk aktifitas jarak dekat. Juga pengelolaan lingkungan hidup, semisal memastikan tanaman dan ekosistem yang ada tetap terawat.

Tingkat II. Keputusan memiliki kendaraan bermesin pribadi

Pada tingkat ini perilaku individu mulai berhubungan dengan sektor transportasi dan energi. Kepemilikan kendaraan pribadi adalah titik dimana akan ada perubahan perilaku terkait transportasi, konsumsi energi, dan dampak emisi yang ditimbulkan. Pastikan kepemilikan kendaraan bermesin adalah keputusan terbaik dan terakhir setelah memaksimalkan moda transportasi umum dan kendaraan non-mesin

Tingkat III. Menggunakan kendaraan pribadi dengan kondisi dan bahan bakar terbaik

Tingkat ini dimulai ketika kita mulai menggunakan kendaraan (bermesin) yang kita miliki. Setiap keputusan penggunaan tetap dilakukan dengan mempertimbangkan moda alternatif umum maupun non-mesin. Teknik berkendara dilakukan secaraefisien, serta menggunakan bahan bakar sesuai ketentuan dan ramah lingkungan

Tingkat IV. Melakukan perawatan rutin dan menjaga emisi sesuai ketentuan

Tingkat ini tercapai ketika emisi yang muncul tetap sesuai ketentuan. Ketika kendaraan sudah digunakan, penting bagi pemilik untuk melakukan perawatan berkala. Hindari melakukan perubahan spesifikasi dan kelengkapan kendaraan kecuali dapat mengurangi polusi

Tingkat V. Berkomitmen untuk terus mengurangi produksi polutan

Walapun sudah bisa menikmati manfaat kendaraan tersebut secara bertanggung jawab, tetap terlibat pada usaha perbaikan lingkungan masih menjadi tanggung jawab kita. Kita bisa melibatkan diri pada gerakan-gerakan hijau masyarakat, atau memulai advokasi demi perbaikan kondisi lingkungan yang lebih besar lagi

Tingkatan tersebut bertujuan hanya untuk melihat kondisi tanggung jawab individu pada lingkungan ketika memutuskan menggunakan kendaraan pribadi. Tentu ini merupakan gambaran kondisi ideal, sebagai bentuk perilaku ramah lingkungan, dan belum tentu dialami semua orang. Namun penting diyakini sebenarnya penerapannya akan jauh lebih sederhana, apalagi untuk mewujudkan kualitas udara bersih di Jakarta ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor Pudarnya Kearifan Lokal Penjaga Sumber Air

  Berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia, memiliki nilai dalam memperlakukan lingkungan tempat tinggalnya. Nilai ini yang menyebabkan perlakuan mereka terhadap alam selaras antara satu dengan yang lainnya. Keseimbangan antara manusia dengan alam sekitarnya tetap terpelihara dan saling mendukung. Begitupun tentang bagaimana masyarakat memperlakukan sumber air. Mereka sangat meyakini bahwa lokasi sumber air sangat lah berharga, khususnya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan keseharian. Nilai ini yang melatarbelakangi persepsi masyarakat terhadap sumber air, antara lain namun tidak terbatas (Siswadi, Taruna & Purnaweni (2011). Kearifan lokal dalam melestarikan mata air ): Sumber air adalah karunia Tuhan yang memberikan penghidupan bagi lingkungan sekitar, dengan keyakinan bahwa semua adalah makhluk ciptaan Tuhan, dan ada karena kehendakNya. Lokasi dimana sumber air berada memiliki kekuatan ghaib (sakral/suci, atau bahkan terdapat penunggu dan angker), oleh karena i

About PojokCSR

Dear Readers, Sejak dibuat pada Januari 2011, penulis mulai tergerak untuk aktif mengisi konten blog PojokCSR ini. Pada awalnya blog ini dibuat untuk mengakomodir tulisan-tulisan lepas yang sebelumnya berserak di laman media sosial penulis. Namun mulai sekarang blog ini akan berfokus untuk pemberian informasi pemanfaatan produk bagi Readers, baik produk yang bersifat fisik maupun non-fisik. Beberapa kategori informasi dari blog PojokCSR , antara lain: Teknologi Wisata Gaya Hidup Hiburan Ekonomi Olahraga, dan Fiksi Konten terkait CSR, kunjungi https://pojokcsr.wordpress.com/ . Semoga blog ini dapat memenuhi kebutuhan informasi kepada Readers. Salam, bang_ry4n *Business contact, 📧 ryan.pojokcsr@gmail.com *Also find me on Li , Fb , IG