Analisa perubahan suhu rerata bulanan di Jakarta antara tahun
1980-2007, menyimpulkan perkembangan dan pembangunan wilayah kota menyebabkan
suhu udara mengalami kenaikan.Tergambar dalam rentang waktu tersebut, rerata
suhu perkotaan mengalami laju kenaikan 0,17°C[1].
Kenaikan ini diperparah dengan meningkatnya suhu bumi keseluruhan (global warming) akibat kerusakan
lingkungan. Mungkin laju kenaikan suhu telah bertambah dan berlangsung sampai
saat ini.
Suhu menjadi panas, menjadi permasalahan bagi manusia dalam beraktifitas.
Panas mengurangi kapasitas dan produktifitas kerja, karena kelelahan, kesalahan
kerja, bahkan kecelakaan. Kesehatan terganggu. Dehidrasi, kram otot, dan
iritasi timbul saat terpapar panas. Sehingga sangat penting untuk menyediakan
fasilitas pelindung bagi pekerja dari suhu panas. Karena itu, pemasangan
pengatur suhu (air conditioner/AC)
menjadi solusinya.
Bukan berarti setelah AC terpasang, permasalahan teratasi. Ventilasi
udara pada ruangan dengan AC cenderung tertutup. Hal ini, disamping menghalangi
polutan dari luar masuk ke dalam ruangan, juga menyebabkan polutan dalam
ruangan terhalang keluar. Sehingga udara yang ada dalam ruangan tidak sehat[2].
Kurangnya ventilasi suatu ruangan juga menyebabkan kelembapan meningkat dan
bertambahnya mikroorganisme[3].
Kondisi ini menyebabkan penyakit yang disebut Sick Building Syndrome (SBS).
SBS biasa terjadi di ruangan bersuhu lembap. Penderita SBS merasakan sakit kepala, mual, sesak
nafas, letih, mengantuk, dan gangguan kulit (iritasi dan kering)[4].
Faktor-faktor penyebab SBS[5],
yaitu:
- Kontaminasi udara ruangan (kontaminan biologis, uap zat kimia, sisa pembakaran, atau partikel di udara lain),
- Faktor fisik (suhu udara, kelembapan, dan kecepatan sirkulasi udara),
- Infeksi melalui kontak dengan orang lain karena ventilasi tidak baik.
AC Daikin menjadi
satu alternatif dalam mengatasi suhu panas dengan tetap mempertibangkan faktor-faktor
penyebab SBS. Hal ini dikarenakan pemanfaatan refrigeran R-32 pada produk Daikin.
R-32 adalah refrigeran generasi baru yang efisien membawa panas serta memiliki
dampak kerusakan lingkungan lebih rendah. Sesuai prinsip kerjanya, AC
mentransfer panas saat refrigeran antara unit indoor dan outdoor beredar,
dimana refrigeran merupakan media penghantar panas. Jika dibandingkan dengan
pendingin udara yang menggunakan refrigerant lain, efisiensi R-32 dalam
menghantar panas, dapat mengurangi konsumsi listrik hingga sekitar 10%. Selain
itu, R-32 memiliki potensi pemanasan global (Global Warming Potential/GWP) sepertiga
lebih rendah.
Faktor-faktor penyebab SBS dapat diatasi dengan mengikuti tips yang
dianjurkan Daikin:
- Atur suhu AC Anda pada suhu 23-25 derajat,
- Bersihkan sekali dalam sebulan,
- Menjadwalkan perawatan tiap tiga bulan,
- Matikan saat tidak digunakan,
- Pastikan daya listrik cukup untuk menjalankan unit Anda,,
- Pastikan semua ventilasi tertutup rapat,
- Tambahkan perangkat Air Purifier.
Satu lagi keunggulan Daikin adalah fasilitas The Daikin Selector untuk
membantu anda memperkirakan kapasitas pendingin yang dibutuhkan serta memilih
produk yang sesuai. Perlindungan dari
suhu panas yang ramah lingkungan dengan keunggulan hemat energi, tidak salah
jika AC Daikin mengusung tagline sebagai
AC Hemat Energi
[1] Ali
Mas’at, Efek Pengembangan Perkotaan
terhadap Kenaikan Suhu Udara di Wilayah DKI Jakarta, J. Agromet (1), 2009
[2]
Prasasto Satwiko. Fisika Bangunan
(Yogyakarta: Andi), 2009
[3] H.J.
Mukono, Prinsip Dasar Kesehatan
Lingkungan (Surabaya:Universitas Airlangga, 2000)
[4]
Siti Khadijah Nasution. Meningkatkan
Status Kesehatan Melalui Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat (Medan: Universitas
Sumatera Utara), 2004
[5]
Ida Ayu Made Sri Arjani. Kualitas Udara
dalam Ruangan Kerja. Skla. Husada (Vol.8 No.2), 2011
Komentar
Posting Komentar